Bongas Watukumpul Pemalang Profile
Mengetahui Sejarah dan Asal Usul Desa Bongas Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.
SEJARAH DESA :
bongas-watukumpul - Desa Bongas adalah sebuah desa yang terletak di provinsi Jawa Tengah Kabupaten Pemalang Kecamatan Watukumpul Indonesia,yang terdiri dari beberapa pedukuhan,diantaranya adalah Dukuh Jambean,Rata Lor,Rata Kidul,Dk.Mingkrik,Dk.Sempu,yang terhimpun menjadi satu wilayah bagian yang lebih di kenal dengan sebutan Bongas Kompas ( Bongas Komplek Pasar),karena letaknya memang tidak jauh dari pasar.
Bongas Kompas adalah satu organisasi yang cukup luas wilayahnya,karena menghimpun beberapa pedukuhan menjadi satu bagian,dan bisa di bilang,Bongas Kompas adalah jantungnya desa Bongas,karena pusat transaksi (Pasar) dan Balai Desa Bongas berada di Bongas Kompas.
Beberapa pedukuan lain di desa bongas,diantaranya adalah Sriyem (Antacamp's),Larangan,Bantarsari,Kalipucung, Siranti,Megalamat,Berobahan,Rata Manis,Dk.Bawang dan Dk.Lumpur.
Asal Usul Nama Bongas
Berdasarkan sejarah dan cerita yang saya dengar dari para orang tua terdahulu,dahulunya di Desa Bongas ada Kerbau Emas. Entah itu kerbau mas asli,atau hanya lapisan kulitnya saja yang memiliki warna keemasan,saya tidak tau pasti. Karena saya kan orang modern,jadi saya kurang tau pasti,itu mitos atau memang benar adanya.
Kerbau dalam bahasa Jawa adalah Kebo,itu sebabnya dinamai Bomas,yang sekarang lebih di kenal dengan sebutan Bongas.
ohh iya,menurut cerita dari para orang tua terdahulu yang saya dengar,kerbau emas itu suka mandi/berendam di kedungan sungai Bongas yang masyarakat menyebutnya/menamainya Kedung Langgar,dan tinggal di Teja sebagai kandangnya,Teja(Pohon Keramat di Desa Bongas).
Dan yang lebih menakjubkan lagi,konon bekas pijakan/jejak dari kerbau emas itu masih ada sampai sekarang di Kalipucung.
Saya yakin jika pembaca berkunjung ke Desa Bongas,pembaca akan menemukan nuansa yang impresif,karena Desa Bongas memang sangat eksotis dengan keindahan alam yang masih natural,sungai yang belum tercemari,sawah yang hijau,keunikan seni budaya seperti,tari-tarian dan kuda lumping.
Dan masyarakat yang sangat ramah dan bersahabat,akan membuat pembaca lebih betah berlama-lama di Desa Bongas. Pembaca juga akan menjumpai komunitas pecinta musik reggae yang di namai COMBORAS (Communitas Bongas Rasta) yang memiliki Visi/Misi,Menanamkan rasa cinta damai,persahabatan,dan persatuan.
Meskipun letaknya di pegunungan,tapi Desa Bongas tidak kalah ramai dengan kota,bisa di bilang,Desa Bongas adalah kota di tengah pegunungan.
Masyarakatnya sudah sangat modern,segala teknologi sudah menguasainya,termasuk Internet.
Perkembangan Desa Bongas dari tahun ketahun sudah bisa di lihat,dari semula jalannya terjal dan berbatu,sekarang sudah di sulap menjadi jalan aspal yang mudah untuk di lalui. Pasar yang semula kecil dan kumuh,sekarang sudah menjadi pasar tradisional yang elegan dan bersaing.
Pasar Bongas Watukumpul
Pasar merupakan fasilitas utama Desa Bongas sebagai sarana untuk masyarakat mengolah uang,untuk transaksi jual beli kebutuhan pokok makanan,pakaian,dan hewan ternak. Jadi para petani tidak perlu jauh-jauh untuk menjual hasil panen dan hewan ternaknya.
Pedukuhan di Desa Bongas Juga sangat bersih dan rapi,serta rumah-rumahnya yang tersusun rapi berderet di pinggir jalan,salah satu pedukuhan di antaranya adalah Sriyem.
Meskipun Dk.Sriyem wilayahnya tidak begitu luas,serta jumlah wargnya yang msih terhitung jari,tapi semangat dan kekompakannya begitu luar biasa. Itu karena pemuda/i Sriyem memang piawai da pintar dalam kepengurusan organisasi,yang menjadikan Sriyem sekarang jauh lebih maju,sosialisasinya juga patut untuk di beri apresiasi,karena pemuda/i Sriyem begitu memperhatikan dan peduli terhadap warganya,Antacamp's (Anak Taruna Kampung Sriyem),itu nama keorganisasian dk.Sriyem.
Sriyem merupakan salah satu pedukuhan yang bisa di bilang Human Religian,yaitu orang-orang beragama. Dan banyak tokoh-tokoh agama yang senantiasa berdedikasi untuk kemajuan agama,khususnya di Sriyem,salah satu tokoh-tokoh agama dk.Seriyem adalah Ustd.Ghoji Yamani,Ustd.Ikhsan,Ustd.Nuri,Ustd.Mudikno dan Ustd.Mustaufa.
Selain Sriyem,juga masih banyak pedukuhan-pedukuhan yang tidak kalah hebatnya dalam kepengurusan organisasinya masing-masing,diantaranya adalah Bantarsari,Siranti,Megalamat,Berobahan,dan masih banyak lagi,karena memang pedukuhan di Desa Bongas itu memiliki keorganisasianya masing-masing.
Oke,sekian info yang dapat saya sampaikan,semoga dapat bermanfaat. Apabila terdapat tutur kata,atau kalimat yang kurang baik,saya tidak akan minta maaf,secara tidak langsung,saya minta untuk di benarkan. Terimakasih.
Mengetahui Sejarah dan Asal Usul Desa Bongas Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.
SEJARAH DESA :
bongas-watukumpul - Desa Bongas adalah sebuah desa yang terletak di provinsi Jawa Tengah Kabupaten Pemalang Kecamatan Watukumpul Indonesia,yang terdiri dari beberapa pedukuhan,diantaranya adalah Dukuh Jambean,Rata Lor,Rata Kidul,Dk.Mingkrik,Dk.Sempu,yang terhimpun menjadi satu wilayah bagian yang lebih di kenal dengan sebutan Bongas Kompas ( Bongas Komplek Pasar),karena letaknya memang tidak jauh dari pasar.
Bongas Kompas adalah satu organisasi yang cukup luas wilayahnya,karena menghimpun beberapa pedukuhan menjadi satu bagian,dan bisa di bilang,Bongas Kompas adalah jantungnya desa Bongas,karena pusat transaksi (Pasar) dan Balai Desa Bongas berada di Bongas Kompas.
Beberapa pedukuan lain di desa bongas,diantaranya adalah Sriyem (Antacamp's),Larangan,Bantarsari,Kalipucung, Siranti,Megalamat,Berobahan,Rata Manis,Dk.Bawang dan Dk.Lumpur.
Asal Usul Nama Bongas
Berdasarkan sejarah dan cerita yang saya dengar dari para orang tua terdahulu,dahulunya di Desa Bongas ada Kerbau Emas. Entah itu kerbau mas asli,atau hanya lapisan kulitnya saja yang memiliki warna keemasan,saya tidak tau pasti. Karena saya kan orang modern,jadi saya kurang tau pasti,itu mitos atau memang benar adanya.
Kerbau dalam bahasa Jawa adalah Kebo,itu sebabnya dinamai Bomas,yang sekarang lebih di kenal dengan sebutan Bongas.
ohh iya,menurut cerita dari para orang tua terdahulu yang saya dengar,kerbau emas itu suka mandi/berendam di kedungan sungai Bongas yang masyarakat menyebutnya/menamainya Kedung Langgar,dan tinggal di Teja sebagai kandangnya,Teja(Pohon Keramat di Desa Bongas).
Dan yang lebih menakjubkan lagi,konon bekas pijakan/jejak dari kerbau emas itu masih ada sampai sekarang di Kalipucung.
Saya yakin jika pembaca berkunjung ke Desa Bongas,pembaca akan menemukan nuansa yang impresif,karena Desa Bongas memang sangat eksotis dengan keindahan alam yang masih natural,sungai yang belum tercemari,sawah yang hijau,keunikan seni budaya seperti,tari-tarian dan kuda lumping.
Dan masyarakat yang sangat ramah dan bersahabat,akan membuat pembaca lebih betah berlama-lama di Desa Bongas. Pembaca juga akan menjumpai komunitas pecinta musik reggae yang di namai COMBORAS (Communitas Bongas Rasta) yang memiliki Visi/Misi,Menanamkan rasa cinta damai,persahabatan,dan persatuan.
Meskipun letaknya di pegunungan,tapi Desa Bongas tidak kalah ramai dengan kota,bisa di bilang,Desa Bongas adalah kota di tengah pegunungan.
Masyarakatnya sudah sangat modern,segala teknologi sudah menguasainya,termasuk Internet.
Perkembangan Desa Bongas dari tahun ketahun sudah bisa di lihat,dari semula jalannya terjal dan berbatu,sekarang sudah di sulap menjadi jalan aspal yang mudah untuk di lalui. Pasar yang semula kecil dan kumuh,sekarang sudah menjadi pasar tradisional yang elegan dan bersaing.
Pasar Bongas Watukumpul
Pasar merupakan fasilitas utama Desa Bongas sebagai sarana untuk masyarakat mengolah uang,untuk transaksi jual beli kebutuhan pokok makanan,pakaian,dan hewan ternak. Jadi para petani tidak perlu jauh-jauh untuk menjual hasil panen dan hewan ternaknya.
Pedukuhan di Desa Bongas Juga sangat bersih dan rapi,serta rumah-rumahnya yang tersusun rapi berderet di pinggir jalan,salah satu pedukuhan di antaranya adalah Sriyem.
Meskipun Dk.Sriyem wilayahnya tidak begitu luas,serta jumlah wargnya yang msih terhitung jari,tapi semangat dan kekompakannya begitu luar biasa. Itu karena pemuda/i Sriyem memang piawai da pintar dalam kepengurusan organisasi,yang menjadikan Sriyem sekarang jauh lebih maju,sosialisasinya juga patut untuk di beri apresiasi,karena pemuda/i Sriyem begitu memperhatikan dan peduli terhadap warganya,Antacamp's (Anak Taruna Kampung Sriyem),itu nama keorganisasian dk.Sriyem.
Sriyem merupakan salah satu pedukuhan yang bisa di bilang Human Religian,yaitu orang-orang beragama. Dan banyak tokoh-tokoh agama yang senantiasa berdedikasi untuk kemajuan agama,khususnya di Sriyem,salah satu tokoh-tokoh agama dk.Seriyem adalah Ustd.Ghoji Yamani,Ustd.Ikhsan,Ustd.Nuri,Ustd.Mudikno dan Ustd.Mustaufa.
Selain Sriyem,juga masih banyak pedukuhan-pedukuhan yang tidak kalah hebatnya dalam kepengurusan organisasinya masing-masing,diantaranya adalah Bantarsari,Siranti,Megalamat,Berobahan,dan masih banyak lagi,karena memang pedukuhan di Desa Bongas itu memiliki keorganisasianya masing-masing.
Oke,sekian info yang dapat saya sampaikan,semoga dapat bermanfaat. Apabila terdapat tutur kata,atau kalimat yang kurang baik,saya tidak akan minta maaf,secara tidak langsung,saya minta untuk di benarkan. Terimakasih.
Posting Komentar
Mohon maaf, ini adminnya siapa ya? Kebetulan saya juga ada tulisan yang bertemakan desa Bongas
Oalahh mas Dani tho 😃
Terimakasih atas kontribusi tulisanya ya mba,Insya Allah secepatnya akan saya publish artikel dari mba dwi.
Posting Komentar